Saturday, May 15, 2010

Sekber Bukan Sekadar Mengubur Century


Foto : Ara Sirait, di Bandung

Oleh: Kaka Suminta
Apa yang melatarbelakangi keputusan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono(Sby) untuk membentuk  sekretariat bersama (sekber) koalisi partai pengusung pemrintah dengan Aburizal Bakri sebagai ketua harianya, tentu hanya Sby yang tahu, demikian juga beberapa keputusan presiden yang tidak didasarkan kepada perintah perundang-undangan lebih didasari pertimbangan objektif sebagai presiden dibandingkan dengan hasil perumusan pemerintah sebagai sebuah tim. Publik seakan dipersilakan untuk menebak-nebak apa latar belakang dan apa target pembentukan sekber saat ini..

Pengangkatan Ichal hampir bersamaan dengan pengumuman pengunduran Menteri Keuangan Sri Mulyani yang dibarengi dengan rencana menempati salah satu direktur manajemen di Bang Dunia. Sri Mulyani sendiri
selama ini berada di tengah pusaran politik dan opini publik yang membuat riuh-rendah suasana politik bangsa dengan puncaknya keputusan panitia khusus DPR yang menyatakan bahwa bail out Bank Century menjalang pelaksanaan pemilu 2009 lalu adalah salah, dengan Boediyono dan Sri Mulyani yang saat itu adalah Gubernur BI dan ketua KSSK sebagai pihak yang harus bertanggungjawab.


Lahirnya keputusan pansus Bank Century yang menohok posisi
pemerintahan Sby tak terlepas dari carut-marutnya koaliasi partai yang
mengusung pemerintahan. Bahkan Partai Golkar yang selama ini dikenal
sebagai salah satu partai koalisi dengan jelas berseberangan posisi
dengan pemerintah. Partai Golkar berpendapat bahwa keberadaan
menterinya pada pemerintahan Sby adalah sebagai koalisi di
pemerintahan bukan koalisi pendukung presiden dalam pemilihan presiden
tahun 2009 lalu, karena pada saat itu justeru Golkar mengusung ketua
umumnya sendiri Jusuf Kalla sebagai calon presiden yang bersaing
dengan Sby.
Apakah celah koalisi demikian yang ingin ditutupi oleh Sby dengan
mengangkat ketua umum Golkar sebagai ketua harian Sekber Koalisi.
Sebuah alasan yang wajar mengingat bahwa bola politik Century yang
mengoyak koalisi pemerintahan Sby masih akan mergulir dengan liar,
setelah munculnya berbagai pernyataan dan gerakan politik di Senayan
yang tidak juga berhenti sampai keputusan keras Pansus, bahkan setelah
pemerintah menembak beberapa orang yang dianggap volak di parleman
seperti Misbakhum dengan senjata hukum. Di sisi lain kekecewaan
pemerintah sendiri terhadap koalisi tak dapat ditutup-tutupi,
pasca-keputusan Pansus Century.
Kepergian Sri Mulyani dari kabinet Sby dan hadirnya Aburizal Bakri
sebagai ketua harian Sekber partai koliasi, merupakan keputusan yang
cukup memberikan signal bahwa Sby telah mengorbankan salah satu
kekuatan pendukungnya, terutama di bidang ekonomi dengan harapan akan
memberikan kontribusi pada kondusifitas politik terhadap keberadaan
dan kebijakan-kebijakan pemerintah, sekaligus untuk meredam gerakan
bola liar kasus century. Jadi beberapa targetan telah diperhitungkan
bukan hanya bagaimana mengubur kasus Century, tetapi juga
keberlanjutan pemerintahnya dan tentu rencana jangka panjang Partai
Demokrat sendiri yang keberadaan dan keberasanya tak lepas dari kiprah
Sby sebagai orang nomor satu di Indonesia.
Saat ini kita masih menunggu apa yang akan terjadi pasca tukar guling
antara Sri Mulyani dengan Aburizal Bakri dalam lingkaran kekuasaan
Sby. Masih perlu penegasan dan pernyataan perseiden sendiri tentang
langkah politik yang diambilnya. Pengalaman pahit kasus Bank Century
tentu menginsafkan Sby tentang licinnya sikap politik partai-parati
koalisi, terutama kepiawaian Partai Golkar, karena kita tahu bagaimana
perpanjangan tangan Sby melakukan manuver yang cukup kentara dalam
memenangkan Aburizal Bakri saat berhadapan dengan Surya Paloh dalam
Munas Golkar di Pekanbaru tahun lalu, tetapi bagaimana kelincahan
politi Partai Golkar mengolah isu Bank Century yang menghempaskan
posisi Sby.
Lebih lanjut kita juga melihat bahwa ancang-ancang menjelang pemilu
2014 nanti jelas diperlihatkan oleh partai-partai politik dalam
beberapa pamuver dan pembangunan opini publik, termasuk memaksimalkan
posisi partainya dalam setiap kasus seperti kasus Bank Century untuk
meningkatkan populeritas partainya. Dari balik layar televisi kita
melihat bagaimana tontonan politik ini dipertunjukan oleh aktor-aktor
politik di Senayan beberapa bulan lalu. Demikian juga saat ini semua
isu politik akan menjadi komoditas opini publik yang akan dimainkan
para aktor politik tadi secara maksimal.
Pertaruhan tentang apa yang akan terjadi dengan pertukaran posisi Sri
Mulyani dengan Aburizal Bakri akan kita lihat dalam perkembangan
ekonomi beberapa waktu ke depan, apakah benar dugaan banyak pihak
bahwa Sri Mulyani memang dikorbankan untuk memuluskan ambisi politik
dan ekonomi beberapa pihak, kerana Sri Mulyani dinilai sebagai sosok
yang tetap bergeming dalam melaksanakan reformasi birokrasi di
beberapa lembaga yang menghambat gerak ekonomi beberapa pengusaha yang
juga memiliki akses dan kendali terhadap kekuasaan politik termasuk
kekuatan politik di Senayan dan Istana.
Kembali masyarakat disuguhkan kondisi yang harus mtetap mewaspadai
para pemimpinya sendiri yang terus bermanuver dengan kepentingan dan
cara berpikirnya sendiri, yang seringkali berbeda dengan kepentingan
dan cara berpikir rakyat banyak, sementara itu masyarakat juga harus
terus bergelut dengan semakin kerasnya persaingan ekonomi, yang
tergambar dari berbagai gambaran berupa penggusuran, pengangguran,
masalah pendidikan serta kerusakan lingkungan yang semakin mempersulit
hidup mereka. Nampaknya para pemimpin masih harus berkutat dengan
masalah posiisnya sendiri dan tak punya waktu dengan masalah rakyat
banyak, karena keputusan tentang sekber bukan hanya sekadar upaya
mengubur kasus Bank Century.

--
Kaka Suminta
http://www.bengkelpena.com
Jl. Kartini Gg. Kutilang No 2 Soklat Subang.
Phone/fax 0260 420 707
HP:0852 222 771 22

No comments:

Post a Comment